
Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) menggelar Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) Universitas Pertahanan Republik Indonesia sebagai bagian dari upaya memperkuat sistem penjaminan mutu internal serta meningkatkan tata kelola akademik menjelang tahun 2026. Rapat ini dipimpin oleh Kepala LPMPP Unhan RI, Marsekal Muda TNI Ir. Wajariman, M.Sc dan dihadiri langsung oleh Rektor, Letnan Jenderal TNI (Purn) Dr. Anton Nugroho, M.M.D.S., M.A. para Dekan, Kepala Program Studi, dan seluruh unsur pimpinan terkait. Suasana rapat berlangsung produktif dengan berbagai masukan dan evaluasi yang disampaikan secara terbuka oleh setiap perwakilan fakultas dan unit kerja.
Pada sesi awal, Kapus Evaluasi Mutu LPMPP Unhan RI, Dr. Sungkunen Munthe, S.E., M.Si (Han), CIT., CIIQA., memberikan Paparan Rapat Tinjauan Manajemen Universitas Pertahanan Republik Indonesia. Kepala LPMPP Unhan RI juga ikut menegaskan kembali pentingnya pelaksanaan RTM sebagai forum untuk meninjau efektivitas Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), terutama setelah pelaksanaan Audit Mutu Internal (AMI) periode Mei hingga Oktober 2025. Merujuk pada Permendikti Saintek No. 39 Tahun 2025, LPMPP menjelaskan bahwa SPMI harus dijalankan melalui siklus penetapan, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan peningkatan standar pendidikan tinggi. Dalam paparannya, Tim AMI mengungkapkan beberapa temuan yang menjadi fokus perbaikan, seperti belum optimalnya peran GPMF dan GPMP, belum dilaksanakannya AMI dan RTM di tingkat fakultas, serta masih kurangnya dosen dengan jabatan akademik tertentu.


Ka LPMPP juga menekankan sejumlah rekomendasi, antara lain revisi dokumen SPMI agar sejalan dengan regulasi terbaru, peningkatan kompetensi auditor fakultas dan prodi, serta perlunya aktivasi kembali Learning Management System (LMS) pada SIAKAD untuk mendukung survei kepuasan, Tracer Study, dan monitoring mahasiswa.
Memasuki sesi diskusi, topik mengenai perbedaan visi Unhan RI menjadi salah satu pembahasan utama. Dekan Fakultas Farmasi, Prof. Dr. Yahdiana Harahap, M.S., Apt. menyoroti adanya ketidaksinkronan antara visi yang dimuat dalam Statuta, Renstra 2020–2024, website resmi, dan rancangan Renstra 2025–2029. Menanggapi hal tersebut, Rektor menegaskan bahwa visi yang tercantum pada Statuta adalah rujukan jangka panjang yang harus dipegang, sementara dokumen lain akan segera diselaraskan. Kepala LPMPP menambahkan bahwa proses sinkronisasi sedang berlangsung bersama Roren dan Humas agar keseragaman visi dapat diterapkan secara konsisten di tingkat Universitas, Fakultas, dan Program Studi.
Isu mengenai keamanan website juga menjadi perhatian serius dalam rapat. Kaprodi menyampaikan bahwa dari total 29 jurnal yang dimiliki Unhan RI, hanya dua yang masih aktif akibat situs jurnal mengalami peretasan. Kondisi ini menyebabkan akses dan pengelolaan jurnal ilmiah menjadi terhambat. Rektor merespons dengan meminta koordinasi dengan unit Cyber Defense untuk melakukan penyelidikan, pemulihan, dan penguatan sistem keamanan digital. Rektor juga mendorong pengajuan server baru yang lebih andal serta kerja sama dengan dosen, mahasiswa, dan alumni yang memiliki kompetensi di bidang Keamanan Siber.


Pembahasan tak kalah penting muncul dari prodi Ketahanan Pangan/Sains Pangan yang sedang dalam proses pembukaan. Plt. Kaprodi Ketahanan Pangan/Sains Pangan menyampaikan kendala terkait ketidaklinearan dosen, keterbatasan sarana-prasarana, serta belum adanya SOP yang secara khusus mengatur prosedur pengajuan pembukaan prodi baru. Rektor meminta agar SOP segera disusun dan disempurnakan, serta mengarahkan agar dosen antarprodi dapat saling mengisi kebutuhan pembelajaran. Penyediaan website internal dan kewajiban setiap prodi untuk melakukan backup data juga ditegaskan sebagai langkah penting dalam memastikan kesiapan akademik dan administrasi.
Isu linearitas dosen memunculkan respon dari beberapa pimpinan. Karo Kuum Unhan RI, Brigadir Jenderal TNI Ranon Sugiman, Post. Grad. Dip. menjelaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Dikti, dan secara prinsip dosen yang tidak linier masih dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Namun, ia menegaskan bahwa ketidaklinearan akan menjadi kendala pada proses kenaikan jabatan akademik.
Sementara itu, Marsekal Pertama TNI Dr. Ir. Sovian Aritonang, S.Si., M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Umum Fakultas Teknik dan Teknologi Pertahanan Unhan RI menambahkan bahwa sudah ada kasus dosen yang ditolak oleh Dikti karena berasal dari prodi yang tidak sesuai, sehingga penyesuaian kebutuhan dosen menjadi hal yang harus diperhatikan sejak awal.
Menanggapi hal tersebut, Rektor memberikan arahan agar program studi dapat saling mengisi dan melakukan tukar dosen untuk memenuhi standar minimal kebutuhan dosen pada prodi baru maupun prodi yang sedang berkembang. Rektor juga memberikan tiga instruksi penting terkait kesiapan prodi baru:
-
Penyusunan SOP pengajuan pembukaan prodi baru agar proses perencanaan dan persetujuan prodi dapat berjalan sesuai regulasi.
-
Pembangunan website internal untuk mendukung aktivitas administrasi dan akademik prodi.
-
Kewajiban setiap prodi melakukan backup data secara mandiri guna memastikan keamanan dan kontinuitas dokumen penting.
Menjelang penutupan rapat, Rektor memberikan beberapa penekanan utama yang harus segera ditindaklanjuti oleh seluruh unit kerja. Di antaranya aktivasi SIAKAD, pelaksanaan EDOM dan sosiometri untuk evaluasi dosen oleh mahasiswa, pelaporan mahasiswa asing ke PD Dikti, serta pembentukan Computer Central Service sebagai pusat layanan teknologi informasi Unhan RI. Rektor juga menyoroti pentingnya optimalisasi penggunaan laboratorium secara lintas unit serta meminta setiap bagian untuk mengajukan kebutuhan sarana-prasarana secara sistematis agar dapat ditindaklanjuti oleh pimpinan.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor kembali menegaskan bahwa akreditasi adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya satu fakultas atau satu unit. Oleh karena itu, setiap bagian diminta melakukan rapat koordinasi secara rutin untuk memantau perkembangan dan memastikan bahwa seluruh persyaratan akreditasi dapat dipenuhi dengan baik.
Rapat Tinjauan Manajemen ini mencerminkan komitmen Unhan RI untuk terus memperkuat budaya mutu, memperbaiki tata kelola, serta mengakselerasi berbagai inisiatif digital dan akademik. Melalui sinergi yang terjalin pada rapat ini, Unhan RI menegaskan langkahnya menuju peningkatan kualitas pendidikan tinggi pertahanan yang modern, profesional, dan berstandar nasional.
